- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Orangtua bijak Indonesia, apakah Anda sering mengajak anak berbicara, tapi mereka terkesan acuh, terlihat sibuk sendiri, spontan mengalihkan topik pembicaraan atau memperlihatkan tanda kemalasan di raut mukanya? Itu adalah beberapa contoh bahasa tubuh.
Sebenarnya, setiap hari kita terbiasa berkomunikasi dengan bahasa tanpa ucapan atau disebut dengan bahasa tubuh.
Bahasa tubuh adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal dengan memperhatikan gerakan tubuh yang meliputi ekspresi wajah, kontak mata, isyarat dan sikap tubuh (kepala, tangan, badan, kaki).
Bahasa tubuh ini bisa digunakan untuk menggantikan kata-kata yang ingin diucapkan, misalnya Anda menggelengkan kepala guna menggantikan kata ‘tidak’.
Selain itu, bahasa tubuh juga bisa digunakan sebagai penekanan dalam berbicara, misalnya Anda melotot sambil melontarkan kata-kata ketika marah.
Seorang profesor Psikologi dari UCLA Amerika Serikat bernama Albert Mehrabian melakukan penelitian berkaitan dengan komunikasi bahasa tubuh.
Ia menyimpulkan bahwa orang-orang cenderung lebih percaya terhadap apa yang ditampilkan seseorang melalui gerak-gerik tubuhnya.
Perhatikan gambar berikut.
Hasil penelitian menyebutkan, apa yang kita ucapkan hanya memegang kendali sebanyak 7%. Intonasi suara diwakili dengan prosentase 38%.
Sedangkan, bahasa tubuh yang sering kita abaikan justru menduduki peringkat pertama, yakni 55%.
Bahkan, kami berani menyimpulkan bahwa komunikasi tatap muka ditentukan oleh 90% dari pesan bahasa tubuh.
Artinya, bahasa tubuh kita lebih jujur daripada apa yang keluar dari mulut kita.
Ianya adalah sinyal yang tidak terucap.
Orangtua beranggapan bahwa mendengarkan anak melalui kata-katanya saja itu sudah cukup.
Tapi, kemudian kita tersentak. Anak yang kita kenal penurut dan lebih suka diam ketika di rumah, ternyata di sekolah ia terkenal suka membully teman sekelasnya.
Begitu juga sebaliknya, anak yang suka usil dan sering dicap bandel, ternyata mampu menunjukkan potensi cemerlang ketika di sekolah.
Hanya dengan komunikasi efektif lah kita bisa mencari tahu perasaan dan pikiran anak.
Hanya dengan komunikasi ideal lah kita bisa mendalami potensi anak, memahami kekurangan dan kelebihannya serta menganalisa respon yang tepat untuknya.
Komunikasi yang efektif adalah dengan memperhatikan bahasa tubuh anak karena ia bicara lebih jujur dan lebih keras dari kata-kata yang terlontar.
Manfaat Memahami Bahasa Tubuh Anak
Anda tidak bisa membaca pikiran anak secara langsung.
Tapi, Anda bisa membaca bahasa tubuh yang merupakan gambaran dari pikiran mereka.
Orangtua bijak Indonesia. .
Anak-anak Anda mungkin tahu bagaimana caranya menyembunyikan sesuatu dari orangtuanya.
Tapi, tubuh tidak bisa membantunya menutupi kebohongan tersebut.
Gerak-gerik tubuh itu keluar begitu saja tanpa mereka sadari.
Ketika Anda mencoba untuk memahami bahasa tubuh anak sama dengan Anda mengupas lapisan demi lapisan dari bawang bombai. Setiap lapisan membawa pesan atau maksud tersendiri.
Satu rahasia . .
yang ingin kami sampaikan kepada Anda bahwa kegagalan berkomunikasi antara orangtua dan anak bukan dipengaruhi oleh kata-kata yang diucapkan oleh orangtua.
Melainkan, seberapa nyaman anak berbicara dengan orangtuanya.
Dan, bahasa tubuh akan membantu Anda untuk menilai tingkat kenyamanan dalam berkomunikasi dengan lawan bicara.
Kemudian, dari tingkat kenyamanan itulah orangtua bisa mengukur bagaimana kondisi psikologis anak.
Alhasil, respon atau feedback yang Anda berikan bisa lebih tepat sesuai dengan apa yang dirasakan oleh anak.
Tidak hanya sekedar mampu memberikan respon tepat terhadap anak atau mampu memahami perasaannya, Anda juga akan mendapatkan segudang manfaat lainnya jika belajar memahami bahasa tubuh anak.
Berikut adalah detil manfaatnya:
1. Mampu Mendeteksi Kebohongan
Menggaruk hidung ketika berbicara sering diidentikkan dengan berkata bohong.
Dengan memahami bahasa tubuh anak, Anda akan mampu mengenali tanda-tanda bahwa ia sedang berkata yang tak sebenarnya kepada Anda.
2. Mampu Mengendalikan Situasi
Anda mampu untuk berkomunikasi secara optimal dengan anak-anak dan mengajak mereka untuk bekerjasama dalam waktu singkat.
3. Membaca Pikiran dan Emosi
Kita memang tidak bisa membaca pikiran dan emosi anak secara langsung.
Tapi, kita bisa membaca bahasa tubuh mereka yang menggambarkan kondisi psikologisnya.
4. Memberikan Penghargaan dan Hukuman Sederhana
Respon seperti apa yang orangtua berikan kepada anak yang sudah bersikap baik seharian ini?
Apakah Anda tidak memberikan respon apapun?
Apakah Anda bersikap biasa saja dan menganggap itu wajar?
Kenapa Anda tidak mencoba berterima kasih dengan memberikan senyuman?
Senyuman tulus dan tatapan mata yang hangat dari orangtua memberikan sejuta kesan bagi anak.
Mereka yang terbiasa diperlakukan seperti ini akan merasa dihargai dan mampu meningkatkan kepercayaan dirinya secara tidak langsung.
5. Mampu Menjadi Pembicara yang Baik
Memberikan perintah atau melarang anak melakukan sesuatu dengan mengabaikan perasaannya menunjukkan bahwa Anda sekarang belum menjadi pembicara yang baik.
Karena ciri dari pembicara yang baik adalah mencoba memahami perasaan pendengar untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan respon yang bisa dipahami dan diterima.
6. Menghindari Kesalahpahaman
Gagalnya orangtua dalam berkomunikasi dengan anak bukan semata-mata karena apa yang Anda ucapkan.
Tapi, juga dipengaruhi oleh interpretasi anak terhadap bahasa tubuh yang Anda tampilkan.
Misalnya, anak sedang menyampaikan keinginannya berkaitan dengan liburan akhir semester.
Anda mengangguk-anggukan kepala dan mencoba mendengarkan dengan seksama, tapi Anda duduk sambil menyilangkan tangan.
Alih-alih mendengarkan anak, tapi bahasa tubuh tersebut merupakan gambaran dari sikap tertutup.
Secara tidak sadar, anak Anda menangkap sinyal bahwa Anda mengabaikannya.
Dengan memahami bahasa tubuh anak, Anda akan mampu menghindari kesalahpahaman dalam menyampaikan informasi.
7. Memperkuat Pengaruh Komunikasi
Jika kebetulan Anda menyukai sejarah, maka Anda mungkin sering mendengar berita mengenai betapa dahsyatnya Presiden Soekarno dalam mempengaruhi rakyat melalui pidato-pidatonya.
Beliau mengerahkan seluruh anggota tubuhnya untuk ikut mewakili kata-kata yang diucapkan.
Gestur tubuhnya menyiratkan hasrat kemerdekaan yang mampu memainkan emosi pendengarnya.
Sehingga, tak salah apabila ia disebut orator ulung dalam menggerakkan pikiran rakyat.
Jika Anda ingin memberikan pengaruh untuk tiap komunikasi dengan anak, cobalah untuk mempelajari bahasa tubuh.
Baik yang Anda terapkan untuk diri sendiri maupun untuk anak dengan tujuan memahami maksudnya secara lebih optimal.
8. Mengenali Tanda Kebosanan
Ketika Anda sedang berbicara panjang lebar, anak Anda meninggalkan Anda begitu saja.
Hal ini pasti pernah terjadi dalam hidup Anda, bukan?
Artinya, dia tidak tertarik dengan apa yang Anda katakan.
Jika Anda mengerti tentang bahasa tubuh anak, jauh sebelum dia melarikan diri, Anda sudah bisa menangkap sinyal kebosanan terlebih dahulu.
9. Membangun Kedekatan dengan Anak
Orangtua sering mengeluhkan anaknya yang tidak mau mendengarkan atau menuruti permintaannya.
Kenapa Anda tidak mencoba belajar memahami bahasa tubuh?
Karena di sana, Anda bisa menganalisa gerak-gerik tubuh anak, apakah ia dalam keadaan nyaman atau tidak?
Jika iya, maka Anda bisa melanjutkan berbicara.
Dengan begitu, nasihat, perintah atau permintaan Anda bisa tersampaikan secara efektif.
Jika posisi tubuh anak sudah menunjukkan ketidaknyamanan tapi Anda terus saja berbicara, maka perkataan tersebut akan berakhir sia-sia.
Dalam keadaan tidak nyaman, mereka tidak akan menggubris Anda.
10. Mengerti Apa yang Tidak Dikatakan Anak
Ketika Anda menginterogasi anak karena pulang terlambat dari sekolah, ia mencoba mendengarkan kekesalan Anda sambil menggigit bibir.
Dan, menggigit bibir adalah tanda kecemasan.
Ya, dia cemas karena menduga, kekesalan Anda akan mengganas menjadi hukuman yang mengerikan.
Karena Anda mengerti arti gesture menggigit bibir tersebut, sebaiknya katakan padanya bahwa Anda tidak marah.
Tetapi, khawatir kalau terjadi sesuatu padanya.
Bagian Tubuh Yang Perlu Diperhatikan
Bahasa tubuh bisa ‘didengarkan’ dengan memperhatikan gerakan tubuh yang meliputi ekspresi wajah, kontak mata, isyarat dan sikap tubuh (kepala, tangan, badan, kaki).
Berikut adalah penjelasan detil mengenai bagian tubuh mana yang perlu Anda perhatikan beserta contohnya.
1. Kepala dan Ekspresi Wajah
Kepala dan ekspresi wajah adalah bagian tubuh pertama yang perlu diperhatikan.
Misalnya, ketika Anda menjelaskan sesuatu kepada anak dan dia terlihat menggaruk kepalanya, itu berarti dia sedang kebingungan.
Hindari untuk melanjutkan pembicaraan dan berusahalah untuk menggali keterangan, di bagian mana ia merasa belum paham.
Meskipun begitu, ekspresi wajah bukanlah bagian tubuh yang paling jujur.
Karena dari kecil kita terbiasa diajari untuk menampilkan ekspresi wajah tertentu.
Misalnya, ketika kita harus tampil sopan di hadapan orang dewasa.
Tapi, tetap saja ekspresi wajah menyumbangkan petunjuk-petunjuk yang bisa digali lebih dalam.
Contoh dari ekspresi wajah adalah mengerucutkan bibir.
Ini berarti anak sedang menahan atau mencoba menyembunyikan sesuatu dari Anda.
Di dalam pikirannya dia berkata, Tidak. Saya tidak boleh mengatakan hal ini.
2. Tangan
Secara tidak sadar, kita sering menggerak-gerakkan tangan ketika berbicara.
Bisa dikatakan, ianya adalah bagian tubuh yang paling jujur.
Contohnya, ketika Anda mengangkat tangan untuk mengusap rambut anak.
Artinya Anda sedang mencurahkan kasih sayang kepadanya.
Coba ingat-ingat, apakah Anda pernah melihat anak memegang telinganya ketika berkomunikasi?
Memegang telinga mengindikasikan bahwa ia sedang mencoba menenangkan diri.
Anda bisa bertanya dengan pertanyaan yang langsung menyentuh perasaannya seperti,
“Kenapa, kok kelihatannya nggak tenang?”
Orangtua bijak Indonesia, Anda juga harus memperhatikan seberapa lebar tangannya terbuka atau seberapa tinggi tangannya terangkat ketika anak sedang berbicara.
Penelitian menunjukkan bahwa jika seseorang mengalami mood yang baik, maka tangannya akan cenderung melawan gravitasi.
Sedangkan, orang yang perasaannya tidak baik, maka tangannya akan cenderung mengikuti gravitasi.
Perhatikanlah ketika Anda mengkritik atau memarahi anak.
Apabila tangan dan bahunya terlihat ke bawah atau jatuh tidak berenergi, tandanya ia berada dalam mode negatif.
Berhentilah untuk memarahi atau mengkritiknya jika Anda sudah melihat tanda-tanda semacam ini.
Sebaliknya, apabila anak sedang semangat atau perasaannya sedang senang, maka gerakan tangannya akan melawan gravitasi.
Contohnya, ia akan mengangkat tangan tinggi-tinggi atau berjalan mengayunkan tangan dengan rentang yang relatif lebar.
Berbeda lagi artinya, apabila anak menyembunyikan tangannya.
Jika sikap ini yang Anda lihat, maka yang ingin dia sampaikan adalah, Aku punya rahasia, tapi tidak akan ku bagikan.
3. Kaki
Anda melihat anak Anda sedang meregangkan kakinya cukup lebar. Di dalam pikirannya muncul pernyataan,
Aku stabil. Aku baik-baik saja.
atau,
Aku tidak akan mengubah pikiranku.
Sama dengan tangan, kaki juga merupakan bagian tubuh yang paling jujur.
Ia berbeda dengan ekspresi wajah yang terbiasa belajar berekspresi.
Dengan kata lain, kaki adalah bagian tubuh yang apa adanya.
Ia akan mengajak anak berlari ketika merasa terancam.
Atau bertahan ketika merasa nyaman.
Perhatikanlah kaki anak ketika Anda berdiskusi dengannya.
Badannya mungkin menghadap muka Anda, tapi kakinya terlihat menghadap ke arah lain.
Ini menunjukkan bahwa ia ingin segera keluar dari pembicaraan tersebut.
4. Badan
Untuk memahami bahasa tubuh anak, bahu, dada dan perut adalah bagian dari badan yang perlu Anda perhatikan.
Jika anak Anda nyaman berbicara dengan Anda, maka seluruh badannya akan mengarah kepada Anda.
Sebaliknya, jika badannya terlihat mengarah ke samping atau memunggungi Anda, maka ia sedang tak nyaman berada di dekat Anda.
Cara Memahami Bahasa Tubuh Anak
Beberapa contoh yang kami tampilkan atau yang pernah Anda baca dari sumber lain bukanlah standar yang pasti.
Karena respon tubuh kita dipengaruhi oleh kebiasaan, kebudayaan dan masalah yang sedang dihadapi.
Tapi, gambaran seperti yang sudah kami tunjukkan di atas tetap bisa dijadikan patokan secara umum.
Yang perlu orangtua bijak Indonesia lakukan adalah mempelajari kebiasaan-kebiasaan sikap sewaktu duduk, berdiri, berjalan, berbicara, menangis, tertawa, cemberut, kesal, marah, sedih dan sebagainya.
Sehingga, penerjemahan yang Anda lakukan berdasarkan bahasa tubuh anak bisa lebih optimal.
Berikut adalah beberapa tips supaya Anda lebih mudah dalam belajar memahami bahasa tubuh anak.
1. Amati, Amati dan Amati
Mulai hari ini, amatilah gerak-gerik anak Anda.
Untuk memastikan apakah terjemahan Anda itu benar atau kurang tepat, Anda bisa langsung bertanya tentang perasaannya.
Misalnya,
Kakak lagi sedih ya?
Sebagai contoh, saat Anda mengenali bahasa tubuh anak yang berbohong, perhatikan apakah ceritanya konsisten, lihat matanya, apakah dia menghindar, terlihat gelisah atau justru diam saja.
Tidak masalah jika di awal latihan ini Anda salah dalam menebak perasaannya.
Anda harus terus mencoba melalui pengamatan dan bertanya langsung.
2. Apakah Boleh Mengkritik Bahasa Tubuhnya?
Tidak.
Hindari untuk mengkritik gerak-gerik tubuh anak.
Misalnya, anak kesulitan mengerjakan sesuatu dan ia ingin menyerah dengan menampilkan wajah sedih.
Kemudian Anda datang dan berkata,
Kakak, nggak boleh nangis. Ayo selesaikan tugasnya. Gitu aja nangis. Dasar cengeng!
Jika pola seperti ini terus Anda ulang, maka ia akan merasa bahwa orangtuanya tidak memahaminya.
Dan, lama-kelamaan dia tidak akan percaya lagi kepada Anda. Akan sangat baik jika Anda mendekatinya dan berkata,
Kok sedih, memangnya kenapa?
Anda tidak hanya bagaikan malaikat pengertian bagi anak, tapi juga menjadi malaikat pengajar yang membantunya mengenali emosi dan mengelolanya.
3. Perhatikan Bahasa Tubuh Anda Sendiri
Saat Anda sedang marah, kesal, sedih, bahagia, percaya diri dan sebagainya, perhatikanlah bagian-bagian tubuh Anda.
Bagaimana gerakan tubuh Anda ketika senang, bagaimana ekspresi wajah Anda ketika berbohong, bagaimana kontak mata Anda ketika tidak nyaman berbicara dengan seseorang yang tidak Anda sukai dan masih banyak lagi.
Bahasa Tubuh yang Sama, Bisa Jadi Artinya Berbeda
Seperti yang sudah kami ungkapkan bahwa bahasa tubuh ini dipengaruhi oleh kebiasaan, kebudayaan dan masalah yang sedang dihadapi.
Jadi, Anda harus fleksibel dalam menyikapinya.
Ketika Anda berusaha dengan tulus dalam memahami bahasa tubuh anak, maka secara tidak sadar anak pun akan membalas hal serupa.
Jangan kaget apabila anak mampu menyapa kedalaman hati Anda setelah Anda memahami bahasa tubuhnya.
Komentar
Posting Komentar