Postingan Unggulan

Plays.Org, Surganya Game Edukasi untuk Anak

Bagaimana Mengajarkan Anak Sopan Santun dan Bersikap Hormat


bagaimana mengajarkan anak sopan santun

Bagaimana mengajarkan anak sopan santun dan hormat kepada orangtua atau orang dewasa lainnya?

Apakah orangtua bijak Indonesia sering melihat anak-anak bertingkah tidak biasa apabila di depan banyak orang?

Ia sering usil, menyentuh kepala orang dewasa, berkata-kata tak sopan, berlari-lari tak jelas hingga mengganggu lingkungan?

Begitu pun tingkahnya kalau di rumah.

Berbicara kepada orangtua atau kakaknya dengan berteriak, tidak bisa bicara dengan tenang hingga berkata kotor.

Sebagai orangtua, Anda pasti malu memiliki anak seperti ini.

Ketika Anda mengajaknya keluar rumah untuk bepergian, ia pun sering menunjukkan sikap tak sopan dan tak hormat kepada orang dewasa.

Jika diminta untuk diam atau berhenti bertingkah, anak Anda justru tampil makin cengengesan. 

Karena kesal dan malu terhadap banyak orang, akhirnya Anda memukul atau mencubit bokongnya.

Bukannya diam, anak malah menangis meraung-raung.

Malunya jadi dua kali lipat kan?

Lalu, bagaimana mengajarkan anak sopan santun dan hormat?

Anak-anak yang sopan dan hormat, dibesarkan oleh lingkungan yang memberikan mereka kesopanan.

Lagi-lagi, masalah anak kembali pada orangtua dan lingkungan yang sering dikunjungi anak.

Khususnya anak usia 2 hingga 4 tahun yang mana kerjaan mereka adalah membeo.

Apapun yang diucapkan oleh orangtua atau lingkungannya, mereka akan meniru.

Bagaimana Mengajarkan Anak Sopan Santun?

1. Mulai dari Diri Sendiri

Hormatilah pasangan, anak-anak dan orang lain yang tinggal di rumah Anda.

Meskipun anak-anak masih berusia di bawah 5 tahun dan belum mengerti dengan baik maksud dari ucapan orang lain, tapi mereka bisa merasakan suasana yang Anda berikan.

Sekalipun ia masih anak-anak, bukan berarti Anda bisa menyepelekan hak mereka.

Sebagai contoh, salah satu rumah sakit di Jerman, khususnya di bangsal anak.

Perawat dan dokter di sana begitu menghargai kehadiran anak-anak.

Bahkan, ketika seorang perawat akan menyuntikkan obat kepada batita, ia berkata dengan lembut, sopan dan mengelus tangan bayi itu, “nak, kakak akan menyuntikmu. Mungkin kamu akan merasa tidak nyaman, tapi itu hanya sebentar.”

Lihat!

Betapa mereka begitu menghargai seorang bayi yang bahkan belum paham bahasa manusia.

Orangtua bijak Indonesia, mulai sekarang perlakukanlah anak-anak dengan sopan, hormat dan hargai hak mereka.

Hanya karena Anda adalah orangtua, orang dewasa yang lebih berpengalaman dan kepala rumah tangga, Anda tidak bisa bersikap semena-mena terhadap mereka.

Jika orangtua tak menghormati anak-anak, maka mereka akan sulit untuk berlaku sopan dan hormat kepada Anda.

2. Mengajarkan Sejak Dini

Seperti yang dicontohkan oleh perawat di rumah sakit Jerman, sejak masih batita ajarilah mereka untuk menghargai hak orang lain, menghormati orangtua dan bersikap sopan.

Pengajaran sejak dini bisa dimulai dari berkata dengan lembut.

Hindari berteriak, mengomel di depan anak, menghardik pasangan atau asisten rumah tangga dan sebagainya.

Untuk menyampaikan sesuatu, Anda bisa mendekat dan menjelaskan dengan tenang.

Selain itu, Anda juga harus belajar memilih kata-kata yang pantas.

Jangan sampai kasus yang terjadi pada seorang anak usia 6 tahun ini terjadi juga pada anak Anda.

Ia datang bersama dengan orangtuanya ke kantor kami untuk berkonsultasi tentang kebiasaan anaknya yang suka berkata kotor di depan guru dan orang yang tak dikenal.

Saat menjalani sesi terapi, kami menemukan bahwa ia sering menonton sinetron yang kurang mendidik.

Bocah lelaki ini begitu menggemari sinetron yang menampilkan anak-anak usia SMA bersama dengan geng motornya.

Ia mengoleksi banyak hal terkait dengan tontonan tersebut.

Tidak hanya foto-foto yang dicarinya melalui internet, model kaos yang dikenakan, lagu-lagu yang menjadi soundtrack berlirik cinta ala orang dewasa yang belum pantas untuk dinyanyikannya hingga kata-kata gaul yang sering diucapkan oleh para pemainnya.

Karena orangtua yang abai terhadap perilaku anak, maka sinetron inilah yang kemudian mengambil alih peran orangtua dalam mendidik anaknya.

Orangtua bijak Indonesia, kita memang tidak bisa setiap saat mengecek apa yang ditonton atau dicari anak melalui internet dan TV.

Sebagai solusinya, ketika Anda melihat anak terlanjur menonton sesuatu yang belum pantas, dekati ia dan jelaskan apa yang baru saja ditontonnya.

Banyak diantara kita yang takut atau merasa tabu untuk membahas tontonan tertentu bersama anak.

Jika Anda tak menjelaskan, tapi hanya melarangnya, justru anak makin penasaran dan ingin mencari tahu sendiri.

Begitu juga dengan kata-kata tak sopan yang muncul di TV.

Dampingi mereka dan jelaskan maksud dari kalimat tersebut.

Kenapa para aktor itu mengucapkan kata kotor dan kenapa anak tidak boleh menirunya.

Penanaman karakter sopan sejak usia dini juga bisa melalui senyum dan sapa.

Setiap kali bertemu dengan kakek, nenek, kerabat, tetangga atau teman-teman Anda dan pasangan, ajarkan anak untuk tersenyum dan menyapa.

3. Mengoreksi dengan Lembut

Tips ketiga untuk menjawab bagaimana mengajarkan anak sopan santun dan hormat adalah mengoreksi dengan lembut.

Ketika orangtua melihat anaknya berlaku tak sopan, biasanya kita langsung mengoreksi anak-anak dengan emosi saat itu juga.

Mereka berteriak, mengancam hingga mengepalkan tangan sebagai bentuk isyarat akan memukul anak.

Yang lebih parah lagi, ini dilakukan di depan umum dimana hal ini bisa menurunkan harga diri anak.

Tujuan Anda mungkin supaya anak jera dan berhenti berulah.

Apakah perlakuan Anda manjur?

Sebagian besar dari Anda menjawab, tidak. Sebaliknya, anak Anda malah makin beringas.

Cara mengoreksi yang tepat adalah dekati anak, samakan tinggi badan Anda dengan anak (menunduk atau berjongkok), pegang tangannya dan katakan dengan lembut.

Bahwa apa yang dia lakukan itu kurang baik karena mengganggu orang lain.

Jelaskan alasannya kenapa itu mengganggu.

Jika Anda hanya melarang tanpa memberikan penjelasan, maka ia akan keberatan melaksanakan perintah Anda.

Tunjukkan juga melalui mimik wajah Anda bahwa Anda tidak suka terhadap sikapnya itu.

Baca juga, Cara Mengatasi Anak yang Suka Berbohong

Hindari memberikan ancaman, seperti “mama akan ninggalin kamu sendirian atau lain kali, mama nggak akan ajak kamu lagi.”

Tapi, Anda tidak benar-benar meninggalkannya dan lain kali Anda juga tetap mengajaknya pergi.

Kalimat ancaman semacam itu tidak akan efektif membuatnya jera. Jadi, percuma saja.

Lebih baik, kerahkan tenaga Anda untuk menjelaskan secara jujur kenapa orang lain terganggu dengan sikapnya yang tak sopan.

Satu hal lagi yang perlu Anda ingat . .

Jangan pernah menjadikan sikap tak sopan anak sebagai lelucon.

Inilah yang sering dilakukan oleh para ayah.

Untuk menghibur suasana yang garing, ayah sering meminta anak melakukan sesuatu yang tak sopan kepada orang lain.

Mungkin sekedar iseng untuk mencairkan suasana.

Tapi, yang Anda lakukan justru membuat anak bingung tentang konsep kesopanan.

4. Mendongeng dengan Pesan Moral Kesopanan

Hampir semua orang suka dibacakan cerita.

Jadi, Anda bisa gunakan cerita sebagai media untuk mengajarkan anak tentang kesopanan kepada orangtua dan orang dewasa.

5. Jangan Berharap Perilaku Anak akan Berubah dalam Waktu Singkat

Orangtua bijak Indonesia, pengajaran sopan santun dan hormat harus dilakukan secara konsisten.

Anda tidak bisa berharap dalam waktu satu atau dua minggu ia akan berubah sesuai dengan keinginan Anda.

Jadi, bersabarlah terhadap perilaku anak Anda. Orangtua yang bijaksana akan tetap bersyukur dalam bagaimana mengajarkan anak sopan santun dan hormat.

Karena kunci mengasuh dan mendidik anak dengan ikhlas serta bahagia adalah syukur.



Source link

Komentar