- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Agar Anak Semangat Sekolah – Ada beberapa hal yang membuat anak menjadi tak bersemangat sekolah. Tiba-tiba malas bangun pagi, tak berselera makan, ogah-ogahan menata buku dan ganti pakaian hingga yang paling parah adalah pura-pura sakit.
Supaya tak perlu berangkat sekolah.
Orangtua bijak Indonesia, apakah anak-anak Anda pernah mengalami kasus malas berangkat sekolah?
Apa yang Anda lakukan ketika hal itu terjadi?
Biasanya, Anda akan membujuk anak dengan menjanjikan berbagai hadiah atau perlakuan yang anak inginkan.
Apakah hal semacam itu mampu membuat anak mau kembali bersekolah?
Jika memang iya, kemungkinan besar motivasinya adalah karena iming-iming yang Anda berikan.
Bukan karena semangat belajar untuk menggapai manfaat ilmu.
Dampak negatifnya, anak akan menjadikan ‘malas sekolah’ sebagai senjata untuk mengontrol Anda.
Saat anak menginginkan sesuatu, ia akan mengeluarkan senjata tersebut untuk membuat Anda luluh.
Jadi, menjanjikan hadiah atau perlakuan khusus agar anak semangat sekolah justru lebih banyak membawa dampak negatif daripada positifnya.
Ada juga orangtua yang tidak berhasil membujuk anaknya bersekolah dengan janji-janji manis.
Alhasil, Anda menggunakan cara yang agak kasar, seperti memarahi, membentak hingga mengancam.
Sekolah nggak? Kalau nggak mau sekolah mama tinggal sendiri di rumah. Biar diculik sama perampok!
Ancaman kepada anak bisa menimbulkan ketergantungan, kebiasaan merengek hingga membuat anak tak punya inisiatif dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Bukankah hal ini membahayakan masa depannya?
Agar Anak Semangat Sekolah
Saat anak sudah berani berangkat sekolah sendiri tanpa orangtua dan terlihat baik-baik saja, kita menjadi lupa dan tak lagi memberikan motivasi.
Itulah respon orangtua yang kurang tepat.
Berikut kami lampirkan beberapa cara agar anak semangat sekolah.
Cara ini bukan sekedar teori, namun telah diramu berdasarkan pengalaman dan kenyataan yang terjadi pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah.
Jadi, solusi ini mudah diterapkan. Semoga bermanfaat ya, orangtua bijak Indonesia?
1. Pemahaman Baru tentang Belajar dan Sekolah
Banyak diantara kita berpikir belajar adalah membaca buku sekolah, mengerjakan PR, menghafal materi yang akan diulangkan esok hari di sekolah, mengikuti kursus mata pelajaran UN dan beraktivitas di sekolah.
Di luar itu tidak tergolong dalam aktivitas belajar.
Inilah cara pandang yang kurang tepat dalam belajar.
Belajar memiliki makna yang luas. Yakni, kegiatan apapun yang mampu mengubah kualitas dan kuantitas perilaku kita.
Jadi, kegiatan apapun yang mampu memberikan dampak positif terhadap diri kita itu termasuk dalam kategori belajar.
Saat Anda mengajak anak berkunjung ke rumah kakek-nenek atau kerabat dekat, Anda bisa menanamkan ide baru kepada anak tentang belajar.
Mama: “Riko, minggu ini kita belajar di rumah nenek ya?”
Riko: “Riko nggak mau ah kalau liburan di rumah nenek masih harus belajar baca buku atau ngafalin perkalian”
Mama: “Belajar itu tidak harus membaca buku atau menghafal materi, nak”
Riko: “Nah, tadi mama bilang belajar!”
Mama: “Semua yang kamu lihat, rasakan, dengar dan sentuh adalah proses belajar”
Riko: “Masak sih ma?”
Mama: “Iya. Misalnya, nenek kan suka cerita masa mudanya dulu. Di sana kamu dengerin pengalaman nenek, terus pengetahuan kamu jadi bertambah. Tentang kehidupan orang-orang di jaman dulu, makanan mereka, cara mereka berpakaian, cara mereka mencari nafkah dan masih banyak lagi”
Riko: “Oh gitu ya”
Terapkan juga untuk kegiatan anak lainnya.
Sehingga, secara perlahan timbul dalam pikiran anak bahwa belajar itu menyenangkan dan melibatkan semua panca inderanya.
Nah, tips pertama agar anak semangat sekolah ini sebenarnya sangat manjur apabila diterapkan saat anak masih usia pra sekolah.
Karena pandangannya terhadap belajar dan sekolah belum sempurna.
Namun, jangan khawatir untuk orangtua yang memiliki putra atau putri usia sekolah.
Anda tetap bisa menerapkannya secara konsisten dan perlahan. Jangan terlalu memaksakan ya?
Hasil dari pemahaman baru ini membuat anak mengingat bahwa belajar dan sekolah itu seru!
Jadi, nggak malas lagi deh untuk berangkat sekolah.
2. Indahnya Memiliki Banyak Teman Bermain
Salah satu mood booster anak dalam berangkat sekolah adalah teman-teman bermainnya.
Saat anak bermalas-malasan di pagi hari, Anda bisa mencoba mengingatkan tentang teman-teman sebayanya itu.
Kamu nggak mau sekolah? Nanti dicariin Andre lho. Dia bisa kesepian kalau nggak ada kamu. Nanti Andre main sama siapa?
Ungkapan ini memang terkesan sederhana.
Namun, menyiratkan bahwa anak dibutuhkan oleh temannya.
Mengingatkan anak tentang pentingnya kehadirannya diantara teman-teman sekolah mampu menumbuhkan rasa percaya diri anak.
Karena anggapan penting ini anak akan berpikir bahwa ia dihargai dan dicintai.
Ingatkan juga anak-anak tentang serunya bermain di sekolah bersama teman-temannya.
Main ayunan, perosotan, petak umpet, jajan bareng teman-teman dan masih banyak lagi aktivitas seru yang bisa Anda jadikan alasan agar ia semangat lagi berangkat sekolah.
Jadi semangat lagi kan berangkat sekolah?
3. Jangan Biarkan Otak Anak Berhenti Berpikir
Setelah libur panjang karena hari raya atau ulangan akhir semester, anak yang terbiasa mengisi liburannya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat biasanya jadi berat untuk berangkat sekolah.
Antisipasi yang bisa Anda berikan adalah hindari kegiatan yang membuat anak malas atau berhenti berpikir.
Tapi, faktanya orangtua justru memberikan keleluasan bagi anak saat liburan tiba.
Kita membiarkan mereka bermain sepuasnya dan tak mengindahkan kemampuan berpikir anak yang bisa menurun apabila terlalu lama tidak dilakukan stimulasi.
Orangtua bijak Indonesia, untuk menghindarkan keberatan hati anak menjalani hari pertama sekolah usai liburan, sebaiknya pilihlah kegiatan yang mampu membuat anak terus berpikir.
Jangan biarkan anak menghabiskan waktunya untuk menonton tv seharian, menonton kartun seharian, tiduran seharian di rumah atau bermain gadget hingga games online tanpa jeda.
Mentang-mentang libur panjang datangnya setahun sekali, karena kasihan Anda membiarkan itu terjadi.
Dampaknya, anak bisa malas berangkat sekolah di hari pertama atau performa belajarnya bisa menurun.
Nah, ini adalah tantangan bagi orangtua untuk memilih kegiatan-kegiatan yang asyik tapi tetap membuat anak bergerak dan berpikir.
Misalnya, berkunjung ke rumah kerabat di luar kota, mengikuti wisata edukatif, membersihkan rumah bersama, berkebun, memasak bersama, berkunjung ke museum, olahraga bersama dan masih banyak kegiatan positif lainnya.
Dalam setiap kegiatan tersebut, kurangi porsi Anda dalam berbicara.
Pancing anak-anak Anda untuk bertanya, memberikan keputusan dan berpikir kritis.
4. Tantang Anak untuk Mencapai Target
Agar anak semangat sekolah, Anda bisa menantang mereka untuk mencapai target tertentu.
Misalnya, Anda melihat nilai matematika anak menurun.
Supaya ia semangat berangkat sekolah dan menunjukkan performa belajar yang baik, tantang ia untuk menaikkan nilai matematikanya.
Hindari untuk memberikan target di luar kemampuan anak.
Apabila ia tidak tertarik dengan matematika karena minat dan bakatnya ada di bidang lain, berarti targetnya cukup sampai di nilai standar sekolah saja.
Nak, kalau kamu bisa mencapai nilai 7 untuk ulangan akhir semester, ayah akan cat ulang kamar kamu pakai warna kesukaanmu. Gimana, setuju nggak?
Iming-iming yang Anda berikan sebaiknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak serta kemampuan orangtua.
Hindari memberikan janji yang memberatkan Anda.
Hindari memberikan hadiah yang belum dibutuhkan anak.
Misalnya, Anda janji membelikannya sepeda baru padahal ia masih punya sepeda yang bagus di rumah.
Supaya Anda tidak salah dalam memberikan hadiah, sebaiknya libatkan anak dan minta opininya.
Tanyakan pada anak, apa yang ia butuhkan saat ini, kemudian cari tahu manfaatnya untuk anak.
Karena anak tahu itu adalah hadiah yang ia butuhkan, maka semangatnya akan berkobar dahsyat tanpa perlu Anda paksa-paksa untuk semangat berangkat sekolah.
5. Konsisten Memotivasi Anak agar Selalu Semangat Sekolah
Kesalahan orangtua adalah malas mengantisipasi masalah.
Kita cenderung bersikap pasif saat semua berjalan dengan lancar.
Saat anak-anak menjalani kegiatan sekolah dengan santai, terlihat baik meskipun tak berprestasi itu sudah cukup bagi kita.
Sehingga, kita malas untuk memotivasi anak agar semakin semangat menjalani hari-hari di sekolah.
Padahal, kegiatan padat yang monoton bisa membuat anak kelelahan secara psikis.
Dampaknya, anak bisa tiba-tiba malas berangkat sekolah.
Oleh karena itu, ada ataupun tidak ada masalah dengan sekolah, Anda harus tetap rajin memotivasi anak.
Anda bisa mulai dari cara yang sederhana.
Misalnya, setiap pulang sekolah, Anda bisa bertanya tentang aktivitasnya, dengan siapa ia bermain, bagaimana cara Bapak atau Ibu guru dalam menjelaskan, apakah ia senang mengikuti pelajaran atau mengalami kendala?
Tiap pagi, bangunkan anak dengan nada ceria dan positif.
Anakku yang rajin, ayo bangun! Saatnya seru-seruan sama Ibu guru dan teman-teman di sekolah
Apakah Anda sudah mencoba cara membangunkan pagi anak seperti ini?
Atau Anda lebih sering mengancam dan membuatnya bangun dengan cara tergesa-gesa?
Ayo bangun! Nanti terlambat
Ayo bangun! Nanti rejekinya dipatok ayam
Anda juga perlu ingat, pagi hari yang semangat berawal dari malam hari yang indah.
Maka, antar anak Anda tidur dengan cara yang positif pula.
Bisa melalui dongeng yang berkesan, menceritakan pengalaman lucu dan menyenangkan Anda di masa sekolah dulu, berdoa atau bernyanyi bersama.
Motivasi memang perlu.
Sayangnya, orangtua jarang memberikan dukungan untuk membesarkan hati anaknya.
Padahal, ini bisa menjadi langkah preventif untuk menghindari anak mogok sekolah.
Komentar
Posting Komentar