Postingan Unggulan

Plays.Org, Surganya Game Edukasi untuk Anak

Anak Mogok Sekolah? Inilah Cara Membujuk Anak agar Mau Sekolah


cara membujuk anak agar mau sekolah

Cara Membujuk Anak agar Mau Sekolah – Orangtua ingin memberikan bekal terbaik bagi anaknya guna menempuh perjalanan kehidupan yang keras. Salah satu bekal yang diberikan adalah pendidikan.

Dan, orangtua meyakini bahwa sekolah adalah tempat terbaik untuk mendapatkan bekal pendidikan.

Saat pertama kali masuk sekolah, anak dan orangtua terlihat semangat.

Seiring berjalannya waktu, orangtua tak lagi begitu memerhatikan kegiatan anak di sekolah.

Karena orangtua menganggap, mendidik adalah tugas guru di sekolah.

Sedangkan, tugas orangtua adalah mengasuh serta mengurusi segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan anak di rumah.

Selain itu, anak-anak juga terlihat baik-baik saja dan kalem saat berangkat atau pulang sekolah.

Jadi, tak ada alasan bagi orangtua untuk menanyakan kabar sekolah anak, pergaulan anak dengan teman-temannya apalagi kabar gurunya.

Namun, di suatu pagi yang cerah sang anak bertingkah tak biasa.

Ia merengek tak mau berangkat sekolah.

Tentu saja, rengekan itu tak digubris orangtuanya.

“Kamu ini sudah besar. Sudah mau punya adik. Jangan manja, ayo berangkat sekolah”

Pelatihan Homeschooling - Miss Ayu Safitri

Karena rengekan tak berhasil meluluhkan hati ayah atau ibunya, anak menaikkan level permohonannya menjadi tangisan.

Bukan sekedar tangisan. Melainkan, tangisan penuh iba yang menyayat hati ibunya.

“Ok, hari ini kita istirahat satu hari. Mulai besok kamu harus berangkat sekolah lagi seperti biasa”

Di hari berikutnya, ternyata anak tak menggubris janji ibunya.

Kembali ia mengeluarkan jurus tangisan penuh iba yang dibarengi dengan alasan perutnya sakit.

Padahal orangtua tahu kalau itu cuma alasan. Perutnya tak benar-benar sakit.

Kenapa ya, seorang anak yang awalnya semangat bersekolah kok tiba-tiba menyembulkan berbagai alasan agar tak berangkat sekolah?

Sudah dibujuk ini dan itu, dirayu dan dijanji dengan iming-iming tertentu, tapi tetap tak berhasil.

Bahkan, dalam beberapa kasus seorang anak bisa mogok sekolah hingga 2 minggu lebih.

Sebenarnya, apa yang terjadi pada anak kita dengan sekolahnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Mencari Akar Masalah

Cara membujuk anak agar mau sekolah lagi yang pertama adalah menganalisa penyebabnya.

Hindari untuk menjudge bahwa anak Anda pemalas atau bermasalah.

Karena ada beberapa penyebab anak mogok sekolah dimana hal itu tak hanya terletak pada anak.

Melainkan, guru, sekolah, teman-teman sekelas dan orangtua pun turut andil.

Saat anak mengalami masalah dengan sekolah, orangtua harus bertindak seperti seorang teknisi.

Profesi teknisi membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.

Sebelum membenahi mesin yang rusak, mereka terlebih dahulu mencari penyebabnya.

Dari situ, mereka akan mengambil kesimpulan dan merencanakan proses perbaikan.

Karena tanpa mengetahui penyebabnya, teknisi hanya akan membuang waktu dengan trial and error.

Mencoba berbagai cara tanpa tujuan yang pasti.

Jadi, ketelitian digunakan untuk mencari akar masalah dan kesabaran diperlukan selama menjalani proses perbaikan.

Karena hasil yang kita inginkan tak terjadi secara instan.

Orangtua bijak Indonesia . .

telitilah dalam mencari penyebab.

Ada 3 pihak yang perlu diajak diskusi dalam mencari akar masalah, yakni anak, pasangan kita dan pihak sekolah (guru).

Apabila pengasuhan anak juga melibatkan orangtua Anda atau mertua, maka ajak mereka berembuk. Karena penyebab juga bisa muncul dari kakek-nenek.

Berikut langkah detil untuk mencari akar masalah anak yang mogok sekolah.

  • Perbanyaklah mendengar daripada berbicara. Karena tidak ada anak yang tiba-tiba mogok sekolah. Pasti sebelum hari H mogok, anak sudah menunjukkan gelagat malas bersekolah. Namun, karena kita kurang peka terhadap bahasa tubuhnya, malas mendengarkan keluh kesahnya dan terlalu cepat menyimpulkan sikap anak, maka kita melewatkan masa kritis saat anak membutuhkan pertolongan. Dekati anak Anda, dengarkan keluh kesah dan permintaannya, peluk ia dengan berkata, “Ibu/Ayah mengerti. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja, nak”. Hindari menyimpulkan bahwa anak bersalah. Bandingkan dulu dengan pernyataan dari pihak kedua dan ketiga.
  • Apabila pernyataan anak mengarah pada pihak sekolah atau teman-temannya, maka Anda harus berdiskusi dengan pihak sekolah. Tanyakan bagaimana kegiatan anak di sekolah, apakah terlihat antusias atau ada yang mengganggu dan pertanyaan lain yang terkait. Kalau Anda bingung ingin bertanya apa, tanyakan saja satu pertanyaan sederhana, “Bapak/Ibu guru, apa yang bisa membuat anak saya semangat bersekolah?”
  • Proses pengasuhan bukan tanggung jawab ibu. Melainkan, tanggung jawab berdua dengan ayah. Apabila ada ayah yang cuek karena menganggap tugasnya hanya mencari nafkah, mulai sekarang cobalah untuk terbuka dan menjelaskan problem yang dialami anak. Ajak pasangan untuk memecahkan masalah anak bersama. Anak kita pasti akan bersemangat dan bahagia apabila melihat orangtuanya kompak memerhatikannya.

Penyebab Mogok Sekolah

Setiap anak memiliki problem tersendiri yang khas karena terkait dengan kepribadian orangtua, lingkungan tempat ia tinggal dan karakteristik teman-teman atau gurunya.

Oleh karena itu, penyebab mogok sekolah menjadi bervariasi.

Berikut kami lampirkan beberapa penyebab anak mogok sekolah secara umum yang bertujuan untuk membantu Anda mengindentifikasi akar masalah.

  • Sakit. Kalau ini yang menyebabkan anak mogok sekolah, maka ‘tiba-tiba’ itu bisa saja terjadi. Anak-anak biasanya mengabaikan rasa sakitnya karena terlalu asyik bermain. Sehingga, di waktu pagi ia menjadi malas bangun dan tak ingin berangkat sekolah.
  • Takut dengan temannya. Penyebab ini biasanya terjadi pada anak yang tidak mampu bersosialisasi dengan baik. Sehingga, ia menjadi bulan-bulanan temannya yang ‘berkuasa’ di kelas.
  • Kehilangan teman. Sudah menjadi hal biasa jika anak sering marah-marahan dengan temannya. Saat anak melakukan kesalahan atau dalam mood yang tidak baik, ia akan dihindari temannya. Dan, hal ini bisa membuat anak malas sekolah karena merasa tak memiliki teman dekat.
  • Tidak cocok dengan Bapak/Ibu guru. Ketika sekolah dulu, apakah Anda pernah mengalami ketidakcocokan dengan guru tertentu? Di tingkat SMP/SMA, kita bisa bersikap cuek. Tapi, anak-anak TK/SD tentu akan memikirkan ketidakcocokan ini berlarut-larut hingga mendorongnya mogok sekolah.
  • Tidak bisa menerima pelajaran dengan baik atau ada materi tertentu yang membuat anak merasa tak mampu menguasainya.
  • Rasa bosan dengan sekolah bisa menyapa siapa saja termasuk kita sewaktu masih muda dulu. Apalagi jika kegiatan anak terlalu padat dan monoton.
  • Tak mau lepas dari ibu termasuk dalam penyebab klasik yang membuat anak malas sekolah. Terlebih jika anak begitu dekat dengan ibunya.
  • Usia terlalu muda pun bisa membuat anak gampang mengajukan rengekan mogok sekolah. Tak hanya karena emosi yang masih sangat labil, tapi juga ia belum mandiri di sekolah meskipun untuk hal yang sepele.
  • Mendapatkan adik baru bagi kakak itu bukan hal yang mudah. Saat orangtua terlalu perhatian, ia akan berontak dengan berbagai aksi, seperti malas sekolah. Tujuannya adalah untuk mencari perhatian. Namun, ada juga kakak yang begitu antusias dengan kehadiran anggota keluarga baru, sehingga ia merasa sayang melewatkan waktu bersama adiknya.

Cara Membujuk Anak agar Mau Sekolah

Orangtua bijak Indonesia, bukankah dengan mengetahui akar masalah kita bisa lebih mudah dalam mencari solusi terkait cara membujuk anak agar mau sekolah?

Semoga saja begitu, ya.

Sekarang, kami akan membantu melalui panduan sederhana nan aplikatif dalam cara membujuk anak agar mau sekolah.

Supaya hasilnya efektif dan efisien, hindari untuk menerapkan langkah ini secara mentah.

Melainkan, sesuaikan dengan masalah anak Anda, sekolah dan interaksi seluruh anggota keluarga.

1. Meluangkan Waktu Terbaik untuk Anak

Berdasarkan masalah yang diungkapkan anak, pihak sekolah dan hasil diskusi dengan pasangan, Anda pasti sudah mengambil kesimpulan.

Apapun masalahnya, luangkanlah waktu terbaik Anda untuk anak-anak.

Apabila kedua orangtua bekerja dan lebih sering menitipkan pengasuhan kepada nanny atau kakek-neneknya, sebaiknya segera kurangi aktivitas Anda di luar bekerja dan mengasuh.

Di waktu terbaik Anda, manfaatkan untuk lebih banyak bertanya tentang keluarga, perasaannya terhadap ayah/ibu, apa yang diinginkan dari ayah/ibu, apa cita-citanya, apa yang diinginkan anak saat itu dan pertanyaan lain terkait perasaan anak.

Supaya anak tidak merasa diinterogasi, cobalah bertanya sambil bermain atau liburan khusus sehari bersama orangtua.

Ingatlah untuk fokus, fokus, fokus saat mencurahkan perasaan sayang dan perhatian kepada anak.

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memberikan rasa nyaman bagi anak dalam bercerita dengan orangtuanya.

Sehingga, saat Anda meminta anak berkisah tentang sekolah dan kendala-kendalanya ia akan terbuka.

Hindari untuk menyalahkan anak. Gunakanlah teknik normalisasi untuk mengatasi masalahnya.

“Nggak apa-apa, nak. Ibu/ayah dulu waktu seusia kamu juga pernah dijauhi teman. Itu wajar dan tidak berlangsung lama, kok. Ibu/Ayah tetap sekolah karena masih banyak teman lain yang menyenangkan dan bisa diajak bermain”

 

“Nggak apa-apa, kak. Ibu/Ayah dulu juga tidak terlalu suka dengan matematika. Tapi, Ibu/Ayah tetap sekolah karena matematika itu berguna saat kita belanja, mengatur keuangan keluarga, bekerja atau membuka usaha nantinya”

 

“Nggak apa-apa, dik. Ibu/Ayah dulu juga pernah nggak suka sama Ibu guru X. Tapi, Ibu/Ayah tetap sekolah karena membutuhkan ilmu yang diberikan sama bu guru. Ilmunya bermanfaat lho sampai sekarang, misalnya Ibu/Ayah jadi bisa membaca dan menulis”

2. Mengajarkan Anak Bersosialisasi

Setelah membuka kedekatan dengan anak melalui tahap pertama, cara membujuk anak agar mau sekolah selanjutnya adalah mengajarkan sosialisasi.

Ketika anak-anak memasuki usia sekolah, kegiatan menyenangkan baginya bukan lagi berasal dari keluarga.

Melainkan, eksplorasi dengan teman sebaya.

Apabila anak tidak mampu beradaptasi dengan baik di sekolah, maka bukan tak mungkin ia akan kena bully atau mudah down saat dijauhi teman dekatnya.

Sosialisasi bisa Anda ajarkan dengan cara sederhana.

Misalnya, mengobrol dengan saudara atau kakek-nenek, menyapa tetangga, menanyakan kabar kerabat jauh atau mengajak anak ke tempat baru yang memungkinkan interaksi dengan manusia,

3. Tambahan Pelajaran

Apabila penyebab anak mogok sekolah adalah merasa tidak mampu dengan materi pelajaran tertentu, maka Anda perlu mencari tahu minat anak.

Ingat, tidak semua anak dilahirkan pandai secara akademis.

Karena ada berbagai jenis kecerdasan dimana setiap anak memiliki kecenderungan khas yang tak bisa disamaratakan dengan anak lainnya.

Mungkin anak Anda kurang dalam matematika.

Tapi, setelah dicermati ternyata ia pandai melukis dan mewarnai.

Tidak perlu khawatir, meskipun matematika adalah pelajaran yang akan diujikan di Ujian Nasional dan menjadi salah satu mata pelajaran penentu kelulusan.

Yakinlah bahwa anak Anda memiliki kelebihan lain yang perlu ditonjolkan.

Hanya saja, Anda belum menemukan wadah yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut.

Nah, untuk mata pelajaran matematika atau pelajaran lain yang kurang dikuasai anak, Anda bisa memberikan tambahan pelajaran.

Tujuannya adalah agar anak mampu mencapai standar nilai yang ditentukan sekolah.

Tidak perlu muluk-muluk untuk meningkatkan nilainya menjadi sempurna.

Jika standar nilainya 7, maka bantu anak untuk mencapai nilai 7. Itu sudah aman dan tidak membebani anak karena memang minatnya tidak di pelajaran matematika.

Dengan tujuan seperti itu, maka Anda dan pasangan tidak perlu bingung dalam mencari tempat kursus yang bonafide.

Bahkan, Anda atau pasangan bisa meluangkan waktu khusus untuk mengajari anak sendiri.

Manfaatnya jauh lebih banyak, seperti lebih dekat dengan anak, mengetahui kendala yang dihadapi anak dengan mata pelajaran, guru atau teman-temannya serta anak lebih terbuka dengan orangtua.

4. Motivasi dari Orangtua

Cara membujuk anak agar mau sekolah yang paling penting adalah motivasi.

Seperti yang kami ungkapkan sebelumnya, orangtua dan anak cenderung bereuphoria di hari pertama sekolah.

Selanjutnya, orangtua menjadi malas memerhatikan dan mendengarkan anak tentang sekolah. Karena menganggap sekolah adalah tanggung jawab guru.

Selain itu, kegiatan padat nan monoton yang dijalani anak pun bisa memunculkan kebosanan.

Apalagi jika tidak diiringi dengan penguatan dari orangtua. Akibatnya, anak jadi malas sekolah.

Orangtua bijak Indonesia . . 

hindari kemalasan Anda dalam memotivasi anak.

Pujian dan penguatan dari orangtua adalah suntikan yang mampu membuat anak menghadapi segala masalah.

Anak akan semakin percaya diri dan merasa dicintai oleh orangtuanya.


Selanjutnya, kita akan belajar tentang tekanan dan stres yang dialami anak karena sekolah.

Pada halaman tersebut, kita akan membahas penyebab dan cara mengatasi anak stres karena sekolah.



Source link

Komentar