- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Jakarta –
Bunda sudah bisa mengajarkan anak untuk menghindari perilaku buruk sejak dini ya. Misalnya, perilaku berbohong, tidak salat, atau diam-diam membatalkan puasa Ramadan.
Saat anak ketahuan berbuat buruk, Bunda dapat menghukumnya nih. Lalu bagaimana aturan menghukum anak dalam Islam? Bagaimana cara Nabi menghukum anak yang ketahuan berbuat buruk ya?
Perlu Bunda tahu nih, banyak hadis menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memukul anak, pembantu, atau istrinya dengan tangannya. Tetapi, Nabi menghukum dengan menjewer telinga. An-Nu’man bin Basyir berkata:
“Nabi pernah diberi hadiah anggur dari Thaif lalu beliau memanggilku dan bersabda, ‘Ambilah satu tangkai ini dan berikan kepada ibumu’.’Namun aku memakannya sebelum sampai ke ibuku’.”
“Keesokan harinya, beliau bertanya kepadaku, ‘Apa yang terjadi dengan setangkai anggur kemarin? Apakah engkau telah memberikannya kepada ibumu?’.’Tidak,’ jawabku. Maka beliau memberiku nama pengkhianat kecil.” (Mishbahuz Zujajah: IV/35).
Sebagian orang berpendapat, anak kecil dapat saja tergoda untuk memakan buah anggur yang mestinya diberikan kepada orang lain, dan itu bukanlah masalah besar. Hal ini pernah dijelaskan dalam hadis.
“Memang seperti itulah kejadian yang diceritakan dalam hadis ini karena anak tersebut tak kuat menahan seleranya,” kata Syaikh Jamal Abdurrahman dalam buku Islamic Parenting.
|
Meskipun demikian, Nabi tidak membiarkan persoalan ini berlalu begitu saja tanpa memberikan pelajaran pada sang anak. Apalagi, anak tersebut telah diberikan amanat dan harus bersabar menahan seleranya.
Kasih sayang Nabi kepada anak tersebut agar kelak dia tumbuh menjadi seorang yang dapat dipercaya dan menjaga amanatnya, jauh lebih besar dibandingkan kasih sayang beliau untuk memenuhi perut anak tersebut dan memuaskan nafsu makannya.
“Sepertinya kekeliruan persepsi ini yang memperdaya sejumlah besar orang, hingga di antara mereka tidak mau membangunkan anaknya untuk salat Subuh karena kasihan ingin anaknya berangkat sekolah dalam keadaan cukup tidur,” ujar Syaikh Jamal Abdurrahman.
“Bahkan sebagian yang lain ada yang tidak mau mencegah anaknya memakan makanan yang haram atau mencuri, karena memandang anaknya masih kecil, sehingga tidak perlu dicela atau ditegur dan masih dapat dimaafkan.”
Lalu bila demikian, kepada Nabi Muhammad SAW mengeluarkan buah kurma dari mulut Al-Hasan dan bersabda kepadanya, ‘Úkh, ukh!’ yang artinya muntahkan kembali.
Jadi sebaiknya, Bunda yang meneladani sikap Nabi tak perlu terjerumus dalam persepsi yang salah ya. Jangan sampai kita tak menghukum anak padahal itu dapat berdampak negatif terhadap masa depannya.
Lalu bagaimana adab menghukum anak? Baca halaman berikutnya yuk.
Simak juga cara menghadapi anak yang ketahuan membatalkan puasa, dalam video berikut:
Komentar
Posting Komentar